Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengingatkan agar masyarakat sekitar untuk mewaspadai Erupsi yang ada di Gunung Semeru. Hal tersebut menyusul tingkat aktivitas Gunung Semeru, Jawa Timur yang saat ini berada pada Level III (Siaga).

Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid mengatakan pihaknya selalu memperhitungkan jarak aman erupsi Gunung Semeru. Setidaknya, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

“Itu yang harus dikosongkan jangan sampai seperti kejadian di Marapi dulu ya. Kita dari 2011 sampai 2023 kemarin, masyarakat yang sering naik ke puncak itu gak sabaran gitu, kita minta jarak 3 km dari puncak harus kosong gak boleh ada aktivitas, takutnya tiba-tiba meletus kita antisipasi seperti itu,” ungkap Wafid ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Selasa (2/4/2024).

Meski demikian, Wafid menyadari bahwa pemerintah daerah setempat yang mempunyai wewenang mengenai pemberian izin. Adapun pihaknya hanya bertugas memberikan rekomendasi teknis. “Adapun daerah Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang untuk memberi izin di sini yang menentukan,” kata dia.

Sebelumnya, Wafid membeberkan bahwa pada Kamis, 28 Maret 2024 pukul 15.18 WIB telah terjadi erupsi G. Semeru, Jawa Timur. Namun erupsi berupa Awan Panas dengan jarak luncur tidak diketahui dikarenakan visual G. Semeru tertutup kabut.

Menurut dia, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi 27 menit, tinggi kolom abu erupsi tidak dapat teramati karena G. Semeru tertutup kabut.

“Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di G. Semeru. Material guguran lava dan atau awan panas yang sudah terendapkan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak G. Semeru, berpotensi menjadi lahar jika berinteraksi dengan air hujan,”tutur Wafid.

Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Semeru pada Level III (Siaga) maka Badan Geologi merekomendasikan:

1. Masyarakat/pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

2. Masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)

3. Masyarakat mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

[Gambas:Video CNBC]

(pgr/pgr)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *