Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan Israel pada awal pekan ini di Damaskaus telah menewaskan para komandan tinggi Iran. Perdana Menteri Israel pun terang-terangan mengatakan siap perang melawan Iran.

Dikutip dari Reuters, Sabtu (6/4/2024), Netanyahu mengatakan Iran telah melawan Israel selama bertahun-tahun, baik secara langsung maupun lewat proksinya.

Hal ini turut membuat Amerika Serikat (AS) siaga penuh untuk menghadapi serangan besar-besaran Iran dalam waktu dekat. Sebab, informasinya Iran akan menargetkan aset-aset Israel atau AS.

Israel dan AS percaya serangan Iran dapat terjadi dalam berbagai bentuk. Presiden AS Joe Biden dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis (4/4) lalu untuk membicarakan topik ini.

Hingga Jumat (5/4), kedua pemerintah tidak mengetahui kapan atau bagaimana Iran berencana melakukan serangan balik.

Serangan langsung terhadap Israel oleh Iran adalah skenario terburuk yang dipersiapkan pemerintahan Biden. Sebab, hal ini akan berdampak pada eskalasi konflik yang lebih besar di Timur Tengah.

Serangan seperti itu dapat menyebabkan perang Israel-Hamas meluas menjadi konflik regional yang lebih besar.

Menurut analis Timur Tengah, Imran Khalid, melalui tulisannya di Middle East Monitor (MEMO) yang dikutip dari CNN Indonesia, pernyataan terang-terangan Israel untuk melawan Iran jarang dilakukan IDF.

Khalid mengutip laporan Jerusalem Post yang menyebut Israel tampaknya sedang berupaya menegaskan kemampuan militernya. Israel ingin mengirim sinyal ke seluruh dunia, khususnya negara-negara Arab, bahwa mereka masih kuat dan dalam kondisi terbaik.

“Ada semacam perayaan di Israel seolah-olah IDF telah mampu mengkompensasi kegagalannya yang menyedihkan dalam menghentikan serbuan Hamas ke Israel pada 7 Oktober,” kata Khalid dalam tulisannya di MEMO.

Lebih lanjut, serangan Israel yang menewaskan para petinggi Iran juga dinilai sebagai langkah besar dan menunjukkan taktik Israel untuk memperluas serangan dan dominasinya.

“Hal ini menandakan perubahan dalam strategi Israel yang beralih dari sekadar serangan terisolasi menjadi kampanye yang lebih luas terhadap tokoh-tokoh penting dalam jaringan proksi Iran,” tulisnya.

Serangan ini dinilai tak cuma menyasar individu, tapi juga menjadi pertanda meningkatnya permusuhan, yakni meningkatkan pertaruhan bagi semua aktor yang terlibat dalam perpolitikan Timur Tengah.

“Dalam situasi yang berbahaya ini, diplomasi yang hati-hati dan tindakan de-eskalasi sangat penting. Terlepas dari reaksi Iran, Netanyahu tampaknya cenderung berusaha menghasut perpecahan di Rafah,” kata Khalid.

Ia melanjutkan, “Dia (Netanyahu) sangat membutuhkan amarah perang Gaza seperti ini demi kelangsungan politiknya,” pungkasnya.

AS Siaga Penuh Hadapi Serangan Iran

Proksi Iran sudah dua bulan menyerang pasukan AS di Irak dan Suriah. Satu-satunya pengecualian terjadi pada hari Selasa (2/4), ketika pasukan AS menembak jatuh sebuah drone di dekat garnisun al-Tanf di Suriah.

Menurut Departemen Pertahanan AS, serangan drone tersebut dilakukan oleh proksi Iran usai serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Damaskus.

Iran bersumpah akan membalas dendam setelah serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah, yang menewaskan sedikitnya tujuh pejabat.

Mohammed Reza Zahedi, komandan tertinggi Garda Revolusi (IRGC) elit Iran, dan komandan senior Mohammad Hadi Haji Rahimi termasuk di antara mereka yang tewas, menurut Kementerian Luar Negeri Iran.

Setidaknya enam warga Suriah juga tewas, menurut laporan televisi pemerintah Iran.

Zahedi, mantan komandan angkatan darat, angkatan udara, dan wakil komandan operasi IRGC, adalah target paling terkenal di Iran yang terbunuh.

AS dengan cepat memberi tahu Iran bahwa pemerintahan Biden tidak terlibat dan tidak mengetahui sebelumnya mengenai serangan tersebut. AS memperingatkan Iran agar tidak mengincar aset-aset Amerika.

“AS tidak terlibat dalam serangan itu dan kami tidak mengetahuinya sebelumnya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

AS juga telah memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel di Damaskus sebagai dalih untuk menyerang personel dan fasilitas AS.

Wakil kepala staf presiden Iran, Mohammad Jamshidi, mengatakan bahwa dalam pesan tertulis bahwa Republik Islam Iran memperingatkan para pemimpin AS agar tidak terseret dalam perangkap Netanyahu untuk AS.

“Menjauhlah agar Anda tidak terluka,” kata pesan tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan telah meneripa pesan terbuka dari Jamshidi.

“Kami menanggapinya dengan memperingatkan Iran agar tidak menggunakan ini sebagai alasan untuk menyerang personel dan fasilitas AS,” kata juru bicara tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

(fab/fab)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *