Jakarta, CNBC Indonesia – Penjualan mobil di Indonesia ambruk di tiga bulan awal 2024 dibanding periode yang sama di tahun 2023. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-Maret 2024, penjualan mobil secara wholesales atau dari pabrikan ke diler di 215.069 unit. Angka tersebut turun turun 23,77% dibanding Januari-Maret 2023 dimana kala itu penjualan mencapai 282.125 unit.
“Di Kuartal I ini koreksi lebih banyak dipengaruhi oleh suasana pemilu yang memang setiap tahun polanya bisa memengaruhi pembelian di masyarakat, terutama untuk kendaraan baru. Selain itu, beberapa faktor-faktor eksternal lain seperti naiknya suku bunga dan pengetatan pengajuan kredit serta geopolitik global juga berpengaruh,” kata Marketing Director Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy kepada CNBC Indonesia, Jumat (19/4/2024).
Linear dengan angka penjualan secara nasional, penjualan ritel Toyota juga turun di K1 2024 yakni dari 30.008 unit di Januari-Maret 2023 menjadi 26.142 unit di periode yang sama tahun ini, artinya ada penurunan sebanyak 3.866 unit atau turun 12,9%. Namun, karena brand lain penurunannya lebih dalam maka market share Toyota naik.
“Toyota sendiri cukup bersyukur ya meski di tengah kondisi seperti ini, kita masih bisa mempertahankan Market Share di angka 30.5% untuk wholesales, dan bahkan meningkat di retail sales sekitar 2% ke 31.6%,” kata Anton.
Ia pun berharap ke depan penjualan mobil bisa semakin baik, hal itu sejalan dengan daya beli masyarakat yang semakin membaik serta berakhirnya momen Pemilihan Umum (Pemilu), di mana saat pesta demokrasi kemarin banyak masyarakat yang wait n see.
“Apakah tren ini akan berlanjut atau tidak, tentu kita berharap tidak ya. Karena kami di Toyota yakin akan pemerintah Indonesia sebagai regulator akan mampu menjaga kondisi stabilitas ekonomi nasional yang berkaitan erat dengan iklim pasar otomotif Indonesia,” sebut Anton.
Artikel Selanjutnya
Penjualan Mobil Tak Sampai 1 Juta Unit, Merek Ini Perkasa Jadi Juara
(dce)